SCIENTIFIC ATMOSPHERE 7, Feel The Atmosphere ! (20-23 Februari 2014)

Resmi dirilis Scientific Atmosphere 7 KIH FK UNUD dengan tema "Fight Againts Non Communicable Disease (NCD): Reduce Further Progression of Global Burden of Disease".

Seminar Nasional Diabetes Melitus Tipe 2

Seminar Nasional dengan tema 'Live a better life through the essensial management of type 2 diabetes mellitus' disertai SKP IDI dan Nasional hanya di Scientific Atmosphere 7 !

Nikmati Atmosfer City Tour di Bali !

Ayo rasakan keindahan pulau Bali dengan menjadi salah satu finalis kompetisi lomba (LKTM, Esai Ilmiah Populer, Poster Ilmiah dan Video Edukasi)dan peserta Seminar Nasional.

Selamat datang di Kampus Sudirman Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Telusuri lebih dalam Kampus FK Udayana dengan seluruh fasilitasnya !

Rangkaian Scientific Atmosphere 7

Dengan meningkatkan eksistensi sebagai lomba karya tulis ilmiah mahasiswa, tahun ini Scientific Atmosphere mengadakan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), Esai Ilmiah Populer, Poster Ilmiah dan Video Edukasi. Dilengkapi dengan Seminar Nasional dan City Tour.

Rabu, 01 Januari 2014

Alur Pendaftaran Scientific Atmosphere 7


1
Setelah memastikan akan mengikuti Scientific Atmosphere 7, lakukan pembayaran biaya pendaftaran peserta ke rekening panitia SA7
Bank Mandiri cabang Veteran
No Rekening: 1450009804168
a/n Ni Nyoman Ayu Widyanti
Jangan lupa simpan bukti pembayarannya!

2
Kemudian lakukan pendaftaran online dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang dilengkapi dengan scan bukti pembayaran (format file .jpg/.png/.pdf) dengan judul file bukti pembayaran "NAMA KETUA TIM_ASAL UNIVERSITAS_LOMBA YANG DIIKUTI"

3
Apabila sudah berhasil, konfirmasi pendaftaran Anda melalui SMS dengan format
"NAMA KETUA TIM_ASAL UNIVERSITAS_LOMBA YANG DIIKUTI_NOMINAL TRANSFER"
ke nomor Ayu Widyanti (085739618232)
maksimal 24 jam setelah daftar online

4
Jika sudah terkonfirmasi, Anda sudah bisa melakukan pengiriman karya sesuai dengan lomba masing-masing.

-sekian-

Jumat, 20 Desember 2013

Seminar Nasional Diabetes Mellitus Tipe 2


Ayo Ikuti!

SEMINAR NASIONAL DIABETES MELITUS TIPE 2
"Live a Better Life Through the Essential Management of Type 2 Diabetes Mellitus"
 Minggu, 23 Februari 2014
bertempat di 
Auditorium Angripta Loka, Gedung Werdhapura, Sanur - Bali

menghadirkan 3 pembicara berkompeten & ahli di bidang Diabetes Mellitus:
1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD
Terapi Medikamentosa dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2

2. Dr. dr. Gd Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp. And.AIFO
Pendekatan Terapi Nutrisi dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2

3. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc., Sp. And.AIFO
Pendekatan Terapi Olahraga dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2

TEMPAT TERBATAS!

Informasi Tiket
Mahasiswa & Umum hanya Rp 65.000,-
Dokter Umum & Spesialis hanya Rp 100.000,-

dengan fasilitas:
SKP IDI dan Nasional
Seminar Kit
Piagam
Makan Siang
Coffee Break

Minggu, 01 Desember 2013

SINTESA Vol. 1

Sembari mempersiapkan diri untuk mengikuti SA 7 - 2014 khususnya lomba Esai Ilmiah Populer, kami mempersilakan para pencinta esai untuk mengunduh karya terbaik esai SA 5 - 2012. SINTESA atau Scientific Atmosphere Essay Archive merupakan salah satu produk dari event kompetisi ilmiah nasional Sientific Atmosphere. SINTESA memuat 10 karya esai terbaik dari hasil penilaian para dewan juri. SINTESA vol.1 merupakan hasil dari lomba essay Scientific Atmosphere 2012 yang mengambil tema “The Challenge of Travel Medicine in 21st Century”. 

Berikut daftar judul esai yang terangkum dalam sintesa vol.1:
  1. Perjalanan Aman, Berpetualangan Nyaman, Kebugaran  Jalan, Malaria Pun Segan
  2. Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui Wisata Iya,Sehat Tentu Saja!
  3. Sekaha Teruna Sang Pembasmi Sakit Hati
  4. Inventarisasi dan Standardisasi: Pengelolaan Struktural  Travel Medicine (Kegagalan Pola Asuh Sapu Jagat di Indonesia)
  5. Peran Penting Dokter Wisata Dalam Kepungan Super Bug
  6. Manajemen Overactive Bladder Saat Travelling Dengan Neuromodulasi Stimulasi Elektrik Plexus Sacralis Yang Menstimulasi Reseptor β-Adrenergik Untuk Menurunkan Tingkat Hiperaktivitas Kandung Kemih Traveller
  7. Urgensi Vaksin Meningitis Sebagai Upaya Preventif Infeksi Meningitis Terhadap Jemaah Haji
  8. Melirik Peluang Kedokteran Wisata di Bali : Siapa Mau Jadi Dokter Wisata?
  9. Afas dan Pengaruhnya Pada Kesehatan Pariwisata  Abad 21
  10. Travel Medicine: Terapi Insomnia Ala Kaki Lima atau  Bintang Lima?
Selamat membaca...

- arya -

Klik gambar untuk download:
Download!

Selasa, 19 November 2013

Scientific Atmosphere 7


Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana proudly present :
SCIENTIFIC ATMOSPHERE 7, 20-23 Februari 2014
Event : Lomba Karya Tulis Mahasiswa, Esai Ilmiah Populer, Poster Ilmiah dan Video Edukasi.
Memperebutkan total hadiah 14juta, piala tetap, piala bergilir Mentri Pendidikan, Gubernur Bali, Bupati Jembrana Dan Rektor Udayana ! Lomba terbuka untuk mahasiswa/i universitas kesehatan atau sekolah tinggi kesehatan seluruh Indonesia (LKTM, Poster Ilmiah dan Video Edukasi) dan masyarakat umum usia 15-30 tahun (khusus untuk Esai). Deadline penerimaan karya 5 Januari 2014. Ayo ikuti lombanya dan nikmati keindahan pulau dewata !

Info lebih lanjut :
Twitter : @satmosphere7
Facebook : Scientific Atmosphere
Blog : www.scientificatmosphere7.blogspot.com
CP : Krishna 081805477287, Bayu 081916623677
FEEL THE ATMOSPHERE !

Minggu, 10 November 2013

Tema Scientific Atmosphere 7


Fight Against Noncommunicable Diseases: Reduce Further Progression of Global Burden of Disease

 
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, terjadi pula pergeseran pola penyakit didunia. Gaya hidup modern dan tingginya tingkat kesibukan masyarakat berpengaruh pada penurunan kualitas kesehatan terutama yang berhubungan dengan peningkatan faktor resiko Noncommunicable Diseases (NCDs). NCDs atau yang diketahui sebagai penyakit kronis, merupakan penyakit tidak menular dan memiliki progresifitas yang lambat, sehingga berpengaruh padadurasi penyakit yang panjang. World Health Organization (WHO) mengelompokkan NCDs menjadi 4 kelompok besar penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas tertinggi diantara NCDs lainnya, yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes. Lambatnya progresifitas dan durasi penyakit yang panjang membuat NCDs saat ini menjadi silent killer yang sangat berbahaya di dunia.

Dewasa ini, terjadi peningkatan signifikan pada laju morbiditas dan mortalitas NCDs. Berdasarkan atas data yang didapatkan oleh WHO, hingga saat ini angka mortalitas yang ditimbulkan oleh NCDs sebesar 36 juta kematian setiap tahunnya di dunia yang 80% dari angka tersebut terdapat di negara berpendapatan rendah dan negara berkembang. Di mana, 9 juta kematian terjadi pada usia dibawah 60 tahun atau yang disebut dengan premature death. Diantara berbagai penyakit yang termasuk ke dalam kelompok NCDs, penyakit kardiovaskuler menjadi penyumbang angka mortalitas tertinggi, yaitu sebesar 17,3 juta kematian setiap tahunnya. Selain itu, kanker juga memiliki angka mortalitas yang tinggi sebesar 7,6 juta kematian setiap tahunnya dan diikuti oleh penyakit pernapasan kronis serta diabetes yang mencapai angka 1,3 juta hingga 4,2 juta kematian setiap tahunnya. WHO memperkirakan pada tahun 2020, NCD akan menyebabkan 73% mortalitas dan 60% morbiditas di seluruh dunia.

Saat ini, NCD menjadi permasalahan mayor kesehatan di Indonesia. Terbukti menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesda), pada tahun 2007 NCDs merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia hingga mencapai 31,9% dari seluruh kematian di Indonesia. Menurut WHO, hampir 80% dari seluruh kematian akibat NCD terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Lebih dari 80% dari seluruh kematian yang terjadi di Indonesia akibat NCD, disebabkan oleh penyakit kardiovaskulerdan diabetes, hampir 90% disebabkan oleh penyakitpernapasan kronis, dan sekitar dua per tiga kematian akibat kanker terjadi di negara berpendapatan rendah danmenengah, termasuk Indonesia. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat NCDs di Indonesia diakibatkan oleh meningkatnya faktor resiko NCDs pada masyarakat Indonesia, seperti meningkatnya penggunaan tembakau, penurunan aktivitas fisik, dan pola konsumsi makanan yang tidak sehat.

Selain menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, NCDs juga memberikan efek negatif pada sosial ekonomi masyarakat di dunia. Peningkatan pembiayaan di bidang kesehatan dan berkurangnya kelompok usia produktif akibat NCDs, menyebabkan memburuknya aspek finansial masyarakat dan menurunkan kesejahteraan hidup masyarakat. Berdasarkan atas fenomena peningkatan morbiditas dan mortalitas NCDs serta efek negatif yang ditimbulkanoleh NCDs pada berbagai aspek kehidupan terutamapada bidang kesehatan, Scientific Atmosphere 7 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengangkat tema “Fight Against Noncommunicable Diseases: Reduce Further Progression of Global Burden of Disease”. Diharapkan dengan diangkatnya tema tersebut, mahasiswa kesehatan seluruh Indonesia tergerak untuk secara aktif melakukan upaya controlling NCDs di Indonesia melalui berbagai inovasi dengan pendekatan komprehensif pada seluruh sektor kehidupan yang berhubungan dengan NCDs.

Selasa, 29 Oktober 2013

Mengenal Sitasi II: Harvard Style

Mengenal Sitasi II: Harvard Style

Beberapa waktu yang lalu kita sudah membicarakan tentang apa dan bagaimana itu sistem vancouver dan saat ini saya akan sedikit menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem harvard. Sistem Harvard merupakan sistem yang berdasarkan penulis-tanggal (author date style), dimana kutipan dengan sistem ini terlihat sangat khas dalam teks berupa “(Arya, 2012)”. Dalam bidang ilmu sosial, sistem ini kelihatan lebih populer daripada sistem Vancuver.

Menulis Daftar Pustaka
Daftar pustaka dalam sistem Harvard disusun berdasarkan urutan abjad dari nama pengarang yang telah di balik. Dalam bagian ini, penulisan sistem Harvard akan langsung dijelaskan berdasarkan tipe atau jenis media yang akan dikutip. Bagian penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dibawahnya.

Mereferensikan Buku


Dari model diatas dapat kita lihat beberapa ketentuan berikut:
Pengarang/pemilik
  1. Nama pengarang dibalik, nama belakang/terakhir/famili ditaruh di depan, sedangkan nama sisanya dijadikan dalam bentuk inisial maksimal 2 abjad.
  2. Antara nama dan inisial dipisahkan oleh koma dan spasi.
  3. Setiap inisial diakhiri sebuah titik (Kharisma, P.R., Juanda, A.B.). Ini sedikit berbeda dengan sistem Vancouver dimana inisial tidak diakhiri dengan titik.
  4. Gunakan koma untuk mengakhiri informasi pengarang atau pemilik.

Judul buku
  1. Gunakan huruf kapital pada awal judul buku saja. Selebihnya ketentuan penulisan judul buku mirip dengan sistem Vancouver.
  2. Sedikit berbeda dengan penulisan Vancouver, judul buku pada sistem Harvard harus menggunakan italic atau huruf yang dimiringkan.
  3. Akhiri judul buku dengan menggunakan titik.
  4. Sistem edisi mirip dengan sistem Vancouver.

Tempat terbit dan penerbit
Penulisan ini kurang lebih sama dengan sistem Vancouver

Mereferensikan sebuah kontribusi yang terdapat dalam buku
Terkadang buku merupakan suatu bentuk kumpulan dari banyak tulisan atau kontribusi dari masing-masing penulis yang berbeda. Biasanya buku ini diedit oleh seorang editor, yang dengan demikian keduanya harus dicantumkan.


Mereferensikan entri sebuah ensiklopedia atau kamus
Terkadang kita juga menggunakan ensiklopedia dan kamus untuk menentukan arti atau makna suatu kata. Jika menggunakannya dalam membuat tulisan, ketentuan merujuk entri ensiklopedia atau kamus adalah:

Penerbit/nama pemilik, tahun terbit. Judul entri atau kontribusi. In: Judul ensiklopedia atau kamus. Edisi (jika bukan yang pertama). Tipe media (jika bukan versi cetak). Tempat terbit: Penerbit.


Mereferensikan artikel dalam sebuah jurnal

Mereferensikan sebuah electronic book (e-book) dan halaman web


Dalam mereferensikan sebuah e-book, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
  1. Jika kita tahu, yakin, atau ada pemberitahuan bahwa buku versi elektronik dan versi cetak adalah sama, maka kita dapat membuat sitasi Harvard berdasarkan versi cetaknya.
  2. Namun apabila kita ragu atau untuk menghindari ketidaktahuan bahwa versi cetak berbeda dengan versi elektronik, cantumkan sumber onlinenya berupa alamat URL dan tanggal aksesnya. Alamat URL pada e-book cukup cantumkan alamat ‘inti’ saja, sedangkan pada halaman web cantumkan secara lengkap.

Bentuk sitasi Harvard dalam teks
Cukup banyak ketentuan yang harus diketahui ketika menulis rujukan pustaka dalam teks. Namun berikut adalah poin-poin yang perlu diperhatikan dengan seksama.

  1. Jika nama penulis memang dimunculkan dalam suatu kalimat, maka tahun terbit ditaruh di dalam kurung. Jika nama penulis tidak dimunculkan dalam kalimat, maka nama penulis dan tahun sama-sama berada dalam kurung.
  2. Jika penulis menerbitkan lebih dari satu karya atau tulisan dalam tahun yang sama, bedakan antara tulisan satu dengan lainnya dengan menggunakan huruf kecil (a, b, c, dst.) setelah tahun. Dalam daftar pustaka juga harus sama demikian.
  3. Jika kalimat yang dikutip ingin dirujuk ke banyak sumber, maka sitasinya dapat diurutkan sesuai kronologi tahunnya atau sesuai dengan kuat relevansinya.
  4. Jika ada 2 pemilik dari suatu karya, maka kedua nama tersebut ditulis. Jika lebih dari itu, gunakan et al. Jika tidak ada nama pengarang atau pemiliknya, gunakan “Anon.”


Jadi apakah sekarang kalian sudah bisa membedakan sistem harvard dan vancouver? 

Mari menyitasi,
Bosman

Referensi, Haruskah Jurnal Ilmiah?


Referensi, Haruskah Jurnal Ilmiah?

Banyak teman-teman pelajar baik mahasiswa maupun siswa SMA/SMP yang sudah pernah membaca karya tulis di bidang kedokteran memberikan respon yang sangat mengejutkan saat mereka membaca bagian daftar pustaka. Sebagian dari mereka (utamanya pelajar SMP/SMA) terkejut saat melihat jumlah referensi yang digunakan sangat banyak (sekitar 30 atau lebih) dan terlihat tidak familiar (karena sebagian berbahasa inggris dan penulisan tidak sesuai EyD). Melihat situasi ini saya hanya bisa katakan bahwa seperti inilah artikel ilmiah di bidang kesehatan/kedokteran dimana evidence-based merupakan kode etik dari artikel tersebut.


Mungkin akan muncul pertanyaan “apa yang ditulis di daftar pustaka tadi?” Perlu diketahui bahwa sebagian besar dari referensi yang ditulis dalam daftar pustaka tadi merupakan artikel ilmiah yang diambil dari beberapa jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah? Mungkin kata ini masih belum fasih dikenal oleh masyarakat karena di Indonesia baik cara mencari jurnal, membaca, dan menelaahnya baru diperkenalkan saat jenjang kuliah. Jadi pada kesempatan ini saya akan memperkenalkan apa itu artikel ilmiah (scientific article atau scientific paper) dan jurnal ilmiah (scientific journal).

Tim dari Universitas Linneaus menggambarkan tentang definisi artikel ilmiah, “A scientific article presents research results and is written by researchers and aimed at an academic readership. The article must have been reviewed by experts within the same subject area before publication.” Dari gambaran ini kita bisa katakan bahwa sebuah artikel ilmiah merupakan sebuah presentasi tertulis dari sebuah penelitian atau tinjauan kepustakaan (review) dan karena ditujukan untuk kalangan akademisi maka butuh latihan untuk terbiasa membaca sebuah artikel ilmiah. Sebagian besar artikel ilmiah yang sudah dipublikasi dalam sebuah jurnal bisa menjadi refrensi yang baik karena sebelumnya telah di-review oleh ahlinya.  

Mereka pun membagi artikel ilmiah menjadi 3 jenis yakni original article yakni artikel yang memperlihatkan hasil studi empiris dan untuk pertama kalinya hasil penelitiannya di deskripsikan. Jenis kedua adalah review article yakni sebuah telaah kritis dari studi yang sebelumnya telah dipublikasi, dan  yang terakhir theoritical articles yakni artikel yang bertujuan untuk mencari teori baru dari penelitian saat ini. Dari pengertian ini maka sebuah artikel ilmiah bisa berasal dari hasil telaah beberapa artikel ilmiah sebelumnya.

Jurnal ilmiah merupakan kumpulan artikel ilmiah (sekilas mirip seperti majalah) yang terbit secara periodik. Materi dari artikel ilmiah yang terdapat pada jurnal ilmiah biasanya mengikuti topik yang diangkat dari jurnal tersebut, misalnya Journal of Tropical Disease berisi artikel mengenai penyakit-penyakit tropis, walaupun banyak juga jurnal yang mengangkat tema secara umum. Perlu diketahui bahwa sebelum sebuah artikel di-publish  dalam sebuah jurnal, dilakukan review oleh seorang reviewer untuk menentukan artikel ini layak dipublikasi atau tidak. Jadi kualitas sebuah jurnal sangatlah ditentukan dari kualitas dari artikel yang dimuat serta kualitas reviewernya. Hal ini menunjukkan bahwa pembaca atau penulis harus cermat memilih jurnal mana yang bisa digunakan untuk referensinya nanti.

Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa referensinya harus artikel dari jurnal ilmiah? apakah buku atau koran tidak boleh dipakai sebagai referensi tulisan di bidang kedokteran? Segala hal bisa kita dijadikan referensi selama hal tersebut kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebagian besar buku memang bagus untuk dijadikan referensi tetapi dibandingkan jurnal ilmu dalam sebuah buku cetakan biasanya kalah dalam hal update-nya (atau kasarnya kadang ilmu dalam buku tidak diupdate secepat update sebuah jurnal). Bahkan beberapa buku hanya dicetak ulang pada tahun berikutnya tanpa revisi yang signifikan (update ilmu pada buku cetakan biasanya bisa hingga 3-5 tahun sekali).

Selain itu, tim dari Departemen Biologi Universitas George-Manson menyatakan bahwa, “A well-written scientific paper explains the scientist's motivation for doing an experiment, the experimental design and execution, and the meaning of the results. Scientific papers are written in a style that is exceedingly clear and concise. Their purpose is to inform an audience of other scientists about an important issue and to document the particular approach they used to investigate that issue.” Pernyataan inilah yang menyebabkan kenapa artikel ilmiah menjadi referensi wajib untuk membuat artikel  ilmiah di bidang kedokteran menjadi berbobot.

So, dimana kita bisa mendapatkan jurnal/artikel ilmiah? Untuk saat ini orang-orang sangat mudah untuk mengakses jurnal karena banyak artikel yang dipublikasi lewat internet melalui e-journal. Banyak situs menarik baik dari luar negeri seperti (highwire.orgpubmed.com, dan lainnya) dan dalam negeri (jurnal.lipi.go.ide-journal.dikti.go.id, dan lainnya) yang menyediakan layanan e-journal  atau bila masih bingung cara termudah adalah cari lewat search engine kesayangan anda. Perlu dicatat bahwa tidak semua artikel ini bisa didapatkan secara cuma-cuma (baca: gratis).

Dari apa yang saya tulis diatas bisa disimpulkan bahwa artikel dan jurnal ilmiah dalam hubungannya sebagai referensi tulisan ilmiah kedokteran sangatlah penting. Sedikit mengutip dari B. Beason dalam artikelnya Writing Scientific Article bahwa, “The use of good references throughout the paper gives the work credibility by demonstrating an awareness of previous works.” Sehingga menjadi tugas penulis untuk mencari referensi terbaik yang akan mendasari tulisan ilmiahnya.

Mari membaca jurnal
Arya