Selasa, 29 Oktober 2013

Referensi, Haruskah Jurnal Ilmiah?


Referensi, Haruskah Jurnal Ilmiah?

Banyak teman-teman pelajar baik mahasiswa maupun siswa SMA/SMP yang sudah pernah membaca karya tulis di bidang kedokteran memberikan respon yang sangat mengejutkan saat mereka membaca bagian daftar pustaka. Sebagian dari mereka (utamanya pelajar SMP/SMA) terkejut saat melihat jumlah referensi yang digunakan sangat banyak (sekitar 30 atau lebih) dan terlihat tidak familiar (karena sebagian berbahasa inggris dan penulisan tidak sesuai EyD). Melihat situasi ini saya hanya bisa katakan bahwa seperti inilah artikel ilmiah di bidang kesehatan/kedokteran dimana evidence-based merupakan kode etik dari artikel tersebut.


Mungkin akan muncul pertanyaan “apa yang ditulis di daftar pustaka tadi?” Perlu diketahui bahwa sebagian besar dari referensi yang ditulis dalam daftar pustaka tadi merupakan artikel ilmiah yang diambil dari beberapa jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah? Mungkin kata ini masih belum fasih dikenal oleh masyarakat karena di Indonesia baik cara mencari jurnal, membaca, dan menelaahnya baru diperkenalkan saat jenjang kuliah. Jadi pada kesempatan ini saya akan memperkenalkan apa itu artikel ilmiah (scientific article atau scientific paper) dan jurnal ilmiah (scientific journal).

Tim dari Universitas Linneaus menggambarkan tentang definisi artikel ilmiah, “A scientific article presents research results and is written by researchers and aimed at an academic readership. The article must have been reviewed by experts within the same subject area before publication.” Dari gambaran ini kita bisa katakan bahwa sebuah artikel ilmiah merupakan sebuah presentasi tertulis dari sebuah penelitian atau tinjauan kepustakaan (review) dan karena ditujukan untuk kalangan akademisi maka butuh latihan untuk terbiasa membaca sebuah artikel ilmiah. Sebagian besar artikel ilmiah yang sudah dipublikasi dalam sebuah jurnal bisa menjadi refrensi yang baik karena sebelumnya telah di-review oleh ahlinya.  

Mereka pun membagi artikel ilmiah menjadi 3 jenis yakni original article yakni artikel yang memperlihatkan hasil studi empiris dan untuk pertama kalinya hasil penelitiannya di deskripsikan. Jenis kedua adalah review article yakni sebuah telaah kritis dari studi yang sebelumnya telah dipublikasi, dan  yang terakhir theoritical articles yakni artikel yang bertujuan untuk mencari teori baru dari penelitian saat ini. Dari pengertian ini maka sebuah artikel ilmiah bisa berasal dari hasil telaah beberapa artikel ilmiah sebelumnya.

Jurnal ilmiah merupakan kumpulan artikel ilmiah (sekilas mirip seperti majalah) yang terbit secara periodik. Materi dari artikel ilmiah yang terdapat pada jurnal ilmiah biasanya mengikuti topik yang diangkat dari jurnal tersebut, misalnya Journal of Tropical Disease berisi artikel mengenai penyakit-penyakit tropis, walaupun banyak juga jurnal yang mengangkat tema secara umum. Perlu diketahui bahwa sebelum sebuah artikel di-publish  dalam sebuah jurnal, dilakukan review oleh seorang reviewer untuk menentukan artikel ini layak dipublikasi atau tidak. Jadi kualitas sebuah jurnal sangatlah ditentukan dari kualitas dari artikel yang dimuat serta kualitas reviewernya. Hal ini menunjukkan bahwa pembaca atau penulis harus cermat memilih jurnal mana yang bisa digunakan untuk referensinya nanti.

Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa referensinya harus artikel dari jurnal ilmiah? apakah buku atau koran tidak boleh dipakai sebagai referensi tulisan di bidang kedokteran? Segala hal bisa kita dijadikan referensi selama hal tersebut kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebagian besar buku memang bagus untuk dijadikan referensi tetapi dibandingkan jurnal ilmu dalam sebuah buku cetakan biasanya kalah dalam hal update-nya (atau kasarnya kadang ilmu dalam buku tidak diupdate secepat update sebuah jurnal). Bahkan beberapa buku hanya dicetak ulang pada tahun berikutnya tanpa revisi yang signifikan (update ilmu pada buku cetakan biasanya bisa hingga 3-5 tahun sekali).

Selain itu, tim dari Departemen Biologi Universitas George-Manson menyatakan bahwa, “A well-written scientific paper explains the scientist's motivation for doing an experiment, the experimental design and execution, and the meaning of the results. Scientific papers are written in a style that is exceedingly clear and concise. Their purpose is to inform an audience of other scientists about an important issue and to document the particular approach they used to investigate that issue.” Pernyataan inilah yang menyebabkan kenapa artikel ilmiah menjadi referensi wajib untuk membuat artikel  ilmiah di bidang kedokteran menjadi berbobot.

So, dimana kita bisa mendapatkan jurnal/artikel ilmiah? Untuk saat ini orang-orang sangat mudah untuk mengakses jurnal karena banyak artikel yang dipublikasi lewat internet melalui e-journal. Banyak situs menarik baik dari luar negeri seperti (highwire.orgpubmed.com, dan lainnya) dan dalam negeri (jurnal.lipi.go.ide-journal.dikti.go.id, dan lainnya) yang menyediakan layanan e-journal  atau bila masih bingung cara termudah adalah cari lewat search engine kesayangan anda. Perlu dicatat bahwa tidak semua artikel ini bisa didapatkan secara cuma-cuma (baca: gratis).

Dari apa yang saya tulis diatas bisa disimpulkan bahwa artikel dan jurnal ilmiah dalam hubungannya sebagai referensi tulisan ilmiah kedokteran sangatlah penting. Sedikit mengutip dari B. Beason dalam artikelnya Writing Scientific Article bahwa, “The use of good references throughout the paper gives the work credibility by demonstrating an awareness of previous works.” Sehingga menjadi tugas penulis untuk mencari referensi terbaik yang akan mendasari tulisan ilmiahnya.

Mari membaca jurnal
Arya

0 komentar:

Posting Komentar