Referensi,
Haruskah Jurnal Ilmiah?
Banyak teman-teman pelajar baik mahasiswa maupun siswa
SMA/SMP yang sudah pernah membaca karya tulis di bidang kedokteran memberikan
respon yang sangat mengejutkan saat mereka membaca bagian daftar pustaka.
Sebagian dari mereka (utamanya pelajar SMP/SMA) terkejut saat melihat jumlah
referensi yang digunakan sangat banyak (sekitar 30 atau lebih) dan terlihat
tidak familiar (karena sebagian berbahasa inggris dan penulisan tidak sesuai
EyD). Melihat situasi ini saya hanya bisa katakan bahwa seperti inilah artikel
ilmiah di bidang kesehatan/kedokteran dimana evidence-based merupakan
kode etik dari artikel tersebut.
|
Mungkin akan muncul pertanyaan “apa yang ditulis di daftar pustaka tadi?”
Perlu diketahui bahwa sebagian besar dari referensi yang ditulis dalam daftar
pustaka tadi merupakan artikel ilmiah yang diambil dari beberapa jurnal ilmiah.
Jurnal ilmiah? Mungkin kata ini masih belum fasih dikenal oleh masyarakat
karena di Indonesia baik cara mencari jurnal, membaca, dan menelaahnya baru
diperkenalkan saat jenjang kuliah. Jadi pada kesempatan ini saya akan
memperkenalkan apa itu artikel ilmiah (scientific article atau scientific
paper) dan jurnal ilmiah (scientific journal).
Tim dari Universitas Linneaus menggambarkan tentang definisi artikel ilmiah, “A scientific article
presents research results and is written by researchers and aimed at an
academic readership. The article must have been reviewed by experts within the
same subject area before publication.” Dari gambaran ini kita bisa katakan
bahwa sebuah artikel ilmiah merupakan sebuah presentasi tertulis dari sebuah
penelitian atau tinjauan kepustakaan (review) dan karena ditujukan untuk
kalangan akademisi maka butuh latihan untuk terbiasa membaca sebuah artikel
ilmiah. Sebagian besar artikel ilmiah yang sudah dipublikasi dalam sebuah
jurnal bisa menjadi refrensi yang baik karena sebelumnya telah di-review oleh
ahlinya.
Mereka pun membagi artikel ilmiah menjadi 3 jenis yakni original
article yakni artikel yang memperlihatkan hasil studi empiris dan untuk
pertama kalinya hasil penelitiannya di deskripsikan. Jenis kedua adalah review
article yakni sebuah telaah kritis dari studi yang sebelumnya telah
dipublikasi, dan yang terakhir theoritical articles yakni artikel yang
bertujuan untuk mencari teori baru dari penelitian saat ini. Dari pengertian
ini maka sebuah artikel ilmiah bisa berasal dari hasil telaah beberapa artikel
ilmiah sebelumnya.
Jurnal ilmiah merupakan kumpulan artikel ilmiah (sekilas mirip seperti
majalah) yang terbit secara periodik. Materi dari artikel ilmiah yang terdapat
pada jurnal ilmiah biasanya mengikuti topik yang diangkat dari jurnal tersebut,
misalnya Journal of Tropical Disease berisi artikel mengenai
penyakit-penyakit tropis, walaupun banyak juga jurnal yang mengangkat tema secara
umum. Perlu diketahui bahwa sebelum sebuah artikel di-publish dalam
sebuah jurnal, dilakukan review oleh seorang reviewer untuk menentukan artikel
ini layak dipublikasi atau tidak. Jadi kualitas sebuah jurnal sangatlah
ditentukan dari kualitas dari artikel yang dimuat serta kualitas reviewernya.
Hal ini menunjukkan bahwa pembaca atau penulis harus cermat memilih jurnal mana
yang bisa digunakan untuk referensinya nanti.
Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa referensinya harus artikel dari
jurnal ilmiah? apakah buku atau koran tidak boleh dipakai sebagai referensi
tulisan di bidang kedokteran? Segala hal bisa kita dijadikan referensi selama
hal tersebut kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebagian besar buku
memang bagus untuk dijadikan referensi tetapi dibandingkan jurnal ilmu dalam
sebuah buku cetakan biasanya kalah dalam hal update-nya (atau
kasarnya kadang ilmu dalam buku tidak diupdate secepat update sebuah jurnal).
Bahkan beberapa buku hanya dicetak ulang pada tahun berikutnya tanpa revisi
yang signifikan (update ilmu pada buku cetakan biasanya bisa hingga 3-5 tahun
sekali).
Selain itu, tim dari Departemen Biologi Universitas George-Manson menyatakan bahwa, “A well-written scientific
paper explains the scientist's motivation for doing an experiment, the
experimental design and execution, and the meaning of the results. Scientific
papers are written in a style that is exceedingly clear and concise. Their
purpose is to inform an audience of other scientists about an important issue
and to document the particular approach they used to investigate that issue.”
Pernyataan inilah yang menyebabkan kenapa artikel ilmiah menjadi referensi
wajib untuk membuat artikel ilmiah di bidang kedokteran menjadi berbobot.
So, dimana kita bisa mendapatkan jurnal/artikel ilmiah? Untuk saat ini
orang-orang sangat mudah untuk mengakses jurnal karena banyak artikel yang
dipublikasi lewat internet melalui e-journal. Banyak situs menarik baik dari
luar negeri seperti (highwire.org, pubmed.com, dan lainnya) dan dalam negeri (jurnal.lipi.go.id, e-journal.dikti.go.id, dan lainnya) yang menyediakan layanan
e-journal atau bila masih bingung cara termudah adalah cari lewat
search engine kesayangan anda. Perlu dicatat bahwa tidak semua artikel ini bisa
didapatkan secara cuma-cuma (baca: gratis).
Dari apa yang saya tulis diatas bisa disimpulkan bahwa artikel dan jurnal
ilmiah dalam hubungannya sebagai referensi tulisan ilmiah kedokteran sangatlah
penting. Sedikit mengutip dari B. Beason dalam artikelnya Writing Scientific Article bahwa, “The
use of good references throughout the paper gives the work credibility by
demonstrating an awareness of previous works.” Sehingga menjadi tugas
penulis untuk mencari referensi terbaik yang akan mendasari tulisan ilmiahnya.
Mari membaca jurnal
Arya
0 komentar:
Posting Komentar